Selasa, 11 Mei 2010

Jika kematian hanyalah sebuah awal ...


Entah mengapa rasa takut selalu menyelimu pikiran, dan setiap detak jantung saya. Mungkin ini yang dinamakan takut. Ataukah saya hanyalah manusia yang tidak pernah tahu bagaimana berbuat untuk hidupnya.. Mengapa kata "mati" begitu menyakitkan. Dan mengapa harus orang lain yang harus menerima airmata dengan titihan terberatnya. Sementara saya hanya berdiri disini, memandang tidak berpikir atau mungkin telah menjadi gila karena waktu. aku membenci waktu, begitu pula bagaimana semuanya bergulir. Sungguhkah terasa indah? aku bahkan terus menerus bertemu tragedy. Tak ada yang salah dalam hidup. Tak ada yang salah dengan takdir. Mungkin ini hanyalah awal. Awal dimana kita menulis kata perpisahan lebih dari bagaimana kita menghabisakan waktu bertahun-tahun melupakan sebuah tragedi besar. Kematian, hanyalah jalan dimana aku bertemu kau-Mimpiku, ditengah hari yang telah kutinggalkan dan kubuang dengan airmata terakhirku. Tak ada sesal. Setidaknya aku masih berdiri disini, menggenggam bunga, yang kupikir akan layu--sama dengan pikiran. Aku telah melupakanmu. Tapi tak akan kubiarkan sang pikiran mengusaiku lebih dari ini. Karena aku ingin mengingatmu lebih dari yang diberikan tuhan tentang waktu. Cintaku hanyalah sebatas bait dimana ada takdir yang pernah memisahkan aku dan kau dengan arti sebuah senyuman. Aku mencintaimu "AYAH" lebih dari bagaimana kau hidup, lebih bagaimana semua orang mengingatmu. Tak akan ada bunga yang tak mekar di hari itu setiap minggu untukmu. Tidak jua uban yang memaksaku merangkak merangkul nisanmu.. Tidak juga kematian, karena disanalah aku akan bertemu denganmu kembali..

AKU AKAN SELALU MENCINTAIMU AYAH-SEPERTI ITU PULA AKU MELUKIS NAMAMU DI HATIKU, KINI DAN NANTI.. SEBAGAI DOA, DAN SEBAGAI BALAS BAHWA KAU ADALAH YANG TERHEBAT YANG PERNAH KUMILIKI...

0 komentar:

Posting Komentar

free counters